Sabtu, 18 Januari 2014

TEKNIK PEMERIKSAAN RENOGRAFI KAPTOPRIL



Pengertian
Sekresi Angiotensin II di ginjal merupakan hal yang penting dalam pemeliharaan fungsi ginjal secara normal. Sistem renin angiotensin memainkan peranan penting dalam patogenesis hipertensi renovaskuler. Penurunan perfusi renal akan merangsang pelepasan renin ke dalam sirkulasi darah yang dapat menyebabkan kadar angiotensin II (A-II) plasma meningkat. A-II selain sebagai vasokontrikor terutama di arteriolar efferen akan merangsang juga sekresi aldosteron oleh korteks adrenal serta merangsang sistem saraf  simpatis.
Renografi kaptopril merupakan modifikasi dari renografi konvensional yang dilakukan dengan memberikan 25-50 mg kaptopril sebelum pemeriksaan dilakukan.
Kaptopril (ACE inhibitor) akan menghambat vasokonstriksi arteriolar glomerulus yang disebabkan oleh A-II, menurunkan laju filtrasi glomerulus, aliran urine dan retensi garam di ginjal yang sakit. Penurunan laju filtrasi glomerulus ini melatar belakangi adanya perubahan pada renogram. Pada ginjal dengan stenosis a. renalis, penurunan fungsi akan terlihat setelah pemberian kaptopril.
Tujuan
Mendeteksi ada/tidaknya stenosis
Indikasi
Uji saring hipertensi renovaskuler
Kontraindikasi
Wanita hamil / menyusui
Prosedur Persiapan
Persiapan hampir sama dengan pada pemeriksaan renogram konvensional, hanya satu jam sebelum pemeriksaan, penderita diberi 25-50 mg kaptopril peroral. Penderita dianjurkan puasa paling kurang 4 jam sebelum pemberian kaptopril. Tekanan darah dipantau tiap 15 menit. Apabila penderita dalam pengobatan diuretika, obat harus dihentikan 2-3 hari sebelum pemeriksaan.
Apabila radiofarmaka yang digunakan 131I-hippuran, maka 15 menit sebelum pemeriksaan penderita penderita diberi 1 cc larutan lugol.

Radiofarmaka
99mTc-MAG3 sebanyak 5 mCi atau 300 uCi 131I-hippuran disuntikkan intravena secara bolus melalui vena mediana cubiti.

Peralatan
·     Kamera gamma LFOV
    kolimator : LEHR untuk 99m Tc-MAG3,
     Medium  energy collimator untuk 131I-hippuran.
·     Energy setting: Low energy pada puncak 140 KeV
     Medium  energy pada puncak 364 KeV
·     Window width: 20 %
Prosedur Tindakan
Tatalaksana
Posisi pasien telentang.
Detektor ditempatkan sedemikian rupa hingga ginjal dan kandung kemih berada dalam lapang pandang pencitraan dari proyeksi posterior.


Protokol:
Akuisis: Teknik pencitraan dinamik
                  Matrix 128 x 128
               Frame/time I : 30 frame/ 2 menit (bila   
               menggunakan mAG 3)
                  Frame/time II : 30 frame/60 menit

Pemrosesan data:
Seluruh data kasar digabung, kemudian dibuat ROI pada kedua ginjal serta di bawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang, didapatkan kurva aktivitas terhadap waktu.
Penilaian
Penilaian pada umumnya berdasarkan penilaian kualitatif terhadap kurva renogram. Penilaian semi kuantitaif berdasarkan rekomendasi Working Party on Diagnosic Criteria of Renovascular Hypertension with Captopril Renography sebagai berikut:
1.       Derajat 0 : normal
2.       Derajat 1 – salah satu dari yang berikut:
perlambatan ringan dari fase sekresi (fase 2)
penurunan aktivitas maksimal
waktu puncak (Tmaks) abnormal 6<Tmaks<11 menit
fase sekresi turun dengan lamban
3.       Derajat 2 A
perlambatan fase sekresi dan Tmaks, dengan fase ekskresi
4.       Derajat 2 B
perlambatan fase sekresi, Tmaks tanpa fase ekskresi.
5.       Derajat 3
penurunan yang nyata atau penangkapan radiofarmaka tidak ada sama sekali.
Nilai
a.            Probabilitas tinggi untuk hipertensi renovaskuler, bila perubahan dari satu atau lebih derajat (termasuk 2A>2B) pra dan pasca-kaptopril.
b.            Probabilitas rendah-derajat 0 pasca-kaptopril.
c.              Intermidiate – renografi awal abnormal tanpa ada perbedaan antara pre dan pasca-kaptopril.
 Penilaian kuantitatif lain meliputi:
a.             perubahan fungsi terpisah (split renal function) dengan nisbah 60/40 % atau lebih
b.             perpanjangan waktu transit parenkim.
c.              aktivitas residual korteks (cacahan pada 20-30 menit versus cacahan pada puncak)
d.             perubahan laju filtrasi glomerulus total (penurunan 15 % atau lebih); berguna untuk mendeteksi stenosis a. renalis bilateral atau pada pasien dengan hanya satu ginjal.

Kode Smiley Untuk Komentar


:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar