A. Latar Belakang
Zaman
era globalisasi saat ini kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kesehatan telah mengalami perkembangan pesat, salah satunya di bidang
radiologi. Radiologi memegang peranan penting dalam upaya menegakkan diagnose
suatu penyakit. Dalam menentukan suatu jenis pemeriksaan radiologi, klinis
pasien menjadi penting, sebagai upaya penegakan diagnose. Untuk mendapat hasil
foto radiografi yang baik di butuhkan prosedur pemeriksaan yang tepat dan
dituntut kerjasama antara radiografer dengan pasien maupun keluarga pasien.
Salah
satu teknik yang digunakan dalam pemeriksaan radiografi adalah kV optimum.
Teknik kV Optimum adalah salah satu prosedur teknik radiografi untuk mengetahui
nilai kV tertinggi yang masih dapat membedakan gambaran tulang dan jaringan
lunak, tujuannya untuk mengurangi penggunaan mAs agar lebih kecil dari pada
faktor eksposi yang biasa digunakan dengan kV sedang, dengan cara memanfaatkan tegangan (kV) tinggi dan
menurunkan nilai mAs untuk menghasilkan gambaran radiografi yang sama dengan
kondisi kV standard pada sebuah pemeriksaan radiologi.
Penggunaan
kv optimum adalah salah satu yang biasa digunakan untuk pemeriksaan tertentu
tergantung pada ukuran dan ketebalan dari objek tersebut, serta pemberian nilai
mAs juga disesuaikan untuk organ yang diperiksa untuk menghasilkan gambaran
yang optimal dengan dosis serap yang rendah.
Di
bidang radiologi penggunaan teknik kV optimum sudah dilakukan di beberapa
pemeriksaan, salah satunya adalah pemeriksaan thorax dan sella tursica. Oleh karena kV optimum sangat berpengaruh terhadap dosis yang
diterima oleh pasien, maka pada makalah ini kami memaparkan atau menjelaskan
tentang pemanfaatan serta penggunaan kv optimum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan kV Optimum pada teknik radiografi?
2. Apa
tujuan dari penggunaan kV optimum?
3. Jenis
pemeriksaan apa saja yang dapat di lakukan dengan menggunakan kV Optimum?
4. Apa
saja kelebihan dan kekurangan dari kV optimum?
5. Apa saja hal - hal yang harus
diperhatikan saat penggunaan teknik kV optimum?
6. Apa
hubungan mAs terhadap gambaran dan hubungan mAs terhadap kV?
7. Berapa jumlah dosis serap yang
diterima pasien dengan variasi kV optimum yang digunakan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui teknik penggunaan kV optimum pada pemeriksaan
radiografi, mengetahui jenis pemeriksaan apa saja yang dapat di lakukan dengan
menggunakan kV optimum, serta fungsinya.
A.
Pengertian
Teknik
kV optimum merupakan suatu pengembangan teknik radiograf dengan menaikkan nilai
kV dari kV standar (kV yang secara umum digunakan untuk membentuk suatu
radiograf dan mampu menghasilkan informasi diagnostik). Tegangan tabung (kV)
yang digunakan maksimal 90 kV. (Carrol (1985)
Teknik kV optimum adalah teknik
radiografi yang menggunakan faktor eksposi kV maksimal 90 kV, sehingga
perbedaan densitas antara tulang , jaringan, dan udara menjadi relatif
homogen/sama. Teknik kV
optimum ini biasa digunakan pada pemeriksaan thoraks secara rutin, karena bisa
menampakkan lapangan paru dan mediastinum lebih detail. Dengan teknik kV
optimum, dosis radiasi yang diterima pasien kecil karena dengan bertambahnya kV
maka daya tembus sinar-X semakin kuat, sehingga semakin sedikit sinar-X yang
diserap oleh bahan (kulit). (Bushong,
1988)
Teknik kV optimum
merupakan teknik yang sangat mengutamakan waktu eksposi yang sangat rendah.
Teknik ini sangat efektif untuk mengontrol ketidaktajaman karena pergerakan
dari objek yang tidak disengaja dan menyebabkan gambaran menjadi kabur. Teknik
High kV dapat digunakan untuk pemeriksaan angiografi karena memerlukan waktu
yang singkat, dan juga pada teknik pemeriksaan tulang. Teknik
pada pemeriksaan tulang tidak boleh melebihi dari 100 kV. (Clark, 1974)
Variasi kV pada teknik permeriksaan adalah salah satu yang biasa
digunakan untuk proyeksi tertentu tergantung pada ukuran
ketebalan badan. Dan pemberian nilai milliampere-second juga disesuaikan untuk
masing-masing badan yang diperiksa. Pemanfaatan sistem
variasi kilovoltage harus mampu dalam penetrasi/daya tembus yang cukup dari
bagian organ tersebut dan hasil tingkatan nilai kontras itu bisa diterima oleh
radiolog.
kV
yang optimal dapat digambarkan sebagai
nilai kV yang
cukup tinggi tetapi tidak terlalu tinggi untuk mengurangi kontras radiografi yang masih dapat membedakan gambaran
tulang dan jaringan lunak. Nilai kV
yang optimal diperlukan untuk setiap
daerah anatomi. Radiografer berpengalaman
cenderung untuk mengembangkan
nilai-nilai kV optimal mereka sendiri.
Tujuannya adalah untuk
menentukan kV yang
akan menembus bagian tanpa mengorbankan kontras radiografi. Nilai kV yang
optimal ditetapkan, kVp tetap / variabel
mAs grafik teknik
mengubah mAs untuk
variasi ketebalan bagian anatomi. Karena sinar-X yang dilemahkan secara
eksponensial, pedoman umum adalah untuk peningkatan 4cm ketebalan
bagian memerlukan dua kali lipat dari mAs.
Selain itu
ada beberapa rumus tentang pengolahan teknik kV, berikut rumus-rumus yang
mendasari :
1. Van der plats
- 15% nilai kV naik, maka mAs turun setengah
- 15% nilai kV turun, maka mAs naik dua kali lipat
Contoh : kV dari 60 kV dengan 30 mAs jika ditambah menjadi kV = 69 kV, maka mAs menjadi 15 mAs tapi bila kita turunkan jadi 51 kV maka nilai mAs menjadi 60 mAs.
2. Rumus 10 kV Rule
- Jika kV naik sebesar 10 kV, maka mAs akan berkurang menjadi setengahnya
- Jika kV turun sebesar 10 kV, maka mAs akan naik menjadi setengahnya.
1. Van der plats
- 15% nilai kV naik, maka mAs turun setengah
- 15% nilai kV turun, maka mAs naik dua kali lipat
Contoh : kV dari 60 kV dengan 30 mAs jika ditambah menjadi kV = 69 kV, maka mAs menjadi 15 mAs tapi bila kita turunkan jadi 51 kV maka nilai mAs menjadi 60 mAs.
2. Rumus 10 kV Rule
- Jika kV naik sebesar 10 kV, maka mAs akan berkurang menjadi setengahnya
- Jika kV turun sebesar 10 kV, maka mAs akan naik menjadi setengahnya.
B. Tujuan Penggunaan kV Optimum
·
Dilakukannya
pemeriksaan dengan beberapa faktor eksposi yang berbeda khususnya dari kV
(Kilo-voltage) dan mAs ini bertujuan untuk mengetahui berapa kV optimal yang
masih dapat digunakan dalam pemeriksaan radiografi.
·
Untuk mengurangi
penggunaan mAs agar lebih kecil dari pada faktor eksposi yang biasa digunakan
dengan kV sedang, dengan
memanfaatkan tegangan (kV) tinggi dengan menurunkan nilai mAs untuk
menghasilkan gambaran radiografi yang sama dengan kondisi kV standard pada
sebuah pemeriksaan radiologi.
·
Untuk mengurangi
dosis radiasi yang diterima oleh pasien dan pekerja radiasi.
·
Untuk menambah pengetahuan
tentang penggunaan kV optimum
·
Untuk
mendapatkan gambaran yang homogen antara tulang, jaringan, dan udara dengan
mendapatkan perbandingan densitas yang hampir sama.
·
Agar dapat
meningkatkan batas densitas pada jaringan dan menghasilkan detail jaringan
lebih baik pada radiografi.
·
Untuk
mendapatkan perbedaan kontras tulang dan jaringan
C. Teknik radiografi yang Dapat Menggunakan Teknik kV Optimum
Adapun
pemeriksan yang dapat menggunakan teknik ini adalah :
-
Tulang Cranium -
HSG
-
Abdomen -
Bronchografi
-
Tulang Vertebrae -
Angiografi
-
Pelvis -
Cor-Analisa
-
BNO-IVP -
Thorax Dewasa
-
OMD -
Colecystografi
-
Colon in Loop -
Mylografi
D.
Penggunaan
kV optimum
Teknik kV optimum tepat
digunakan untuk pemeriksaan (Byan GJ., 1979):
·
Radiologi obstetric, karena dapat
mengurangi dosis dari ibu dan janin
·
Pada pemeriksaan HSG, karena dapat
mengurangi dosis pada sistem reproduksi
·
Pemeriksaan yang menggunakan Barium
dan menggunakan film rapid serial karena nilai mAs rendah akan mengurangi
pemanasan tabung
·
Lumbosacral lateral, karena rentang
densitas yang tinggi sehingga akan didapatkan detail yang lebih jelas
·
Teknik kV tinggi tepat digunakan
untuk pemerik-saan thoraks, karena dengan bertambah-nya kV yang digunakan daya
tembus sinar-X juga ber-tambah, sehingga bagian-bagian mediastinal,
retrocardial dan sela-sela intervertebra thorakal dapat terlihat
E.
Kelebihan
dan Kekurangan kVoptimum
a. Kelebihan
dari kV optimum:
Ø Penggunaan
kV optimum akan meminimalkan dosis yang diterima oleh pasien, karena semakin
kuat daya tembus sinar-X, sehingga semakin sedikit sinar-X yang diserap oleh
bahan (pasien).
Ø Peningkatan
kV yang diimbangi dengan penurunan nilai mAs akan mengurangi pembebanan pesawat
sinar-X sehingga umur pesawat lebih panjang.
Ø Penggunaan
waktu eksposi yang singkat akan memminimalkan ketidaktajaman akibat pergerakan
Ø Penggunaan
teknik kV optimum akan menghasilkan rentang densitas panjang sehingga datail
yang dihasilkan tinggi.
b. Kekurangan
dari kV optimum
Ø Memerlukan
pesawat sinar-x yang memiliki kv besar
Ø Radiasi
hambur meningkat sehingga memerlukan grid beratio tinggi
Ø Mengurangi
detail dan kontras di struktur jaringan
Ø Dosis yang
diterima gonad besar pada pemeriksaan thoraks
Ø Penetrasi atau daya tembus beresiko besar
untuk pembuluh darah kecil
Ø Detail pada
tulang kurang terutama pada foto-foto tulang
Ø Pada
tomogram memiliki kontras yang kurang baik
Ø Memerlukan
peralatan tambahan khusus (Menurut Glenda J. Bryan)
F.
Hal
- hal yang Harus diperhatikan Saat Penggunaan kV Optimum
1. Perlu kV maksimal 90 kV
2. Untuk mengurangi hamburan
menggunakan grid dengan rasio tinggi 10:1 sampai dengan 12 :1
3. Menggunakan kolimasi yang baik atau
secukupnya sesuai dengan besar objek
4. Kapasitas pesawat sinar-x minimal
500 mA
5. Kaset Green sensitife dengan
karakteristik Low speed
6. Film Green sensitife dengan
karakteristik Low speed
G. Hubungan mAs
Terhadap Gambaran
Kenaikan mAs
akan diikuti dengan banyaknya jumlah elektron yang dihasilkan dan mempengaruhi
banyaknya foton sinar-x yang dihasilkan atau dengan kata lain mAs berhubungan
dengan kuantitas sinar-x yang dihasilkan, kuantitas sinar-x akan mempengaruhi
densitas gambaran pada film yang dihasilkan, maka semakin tinggi mAs yang
digunakan akan semakin tinggi densitas yang dihasilkan.
H. Hubungan mAs
Terhadap kV
Kenaikan mAs
akan mengikuti kenaikan kV yang digunakan untuk menghasilkan sebuah gambaran
pada film. Jika pada objek yang lebih tebal, supaya sinar-x bisa menembus objek
tersebut dengan baik, maka akan digunakan kV yang lebih tinggi. Karena kV yang
digunakan lebih tinggi maka untuk mengimbanginya digunakan juga mAs yang lebih
tinggi (Ball and Price, 1990). Misalnya pada pemeriksaan os manus diberikan kV sebesar
44 dan mAs sebesar 4, maka jika dilakukan pemeriksaan thorax akan diberikan kV
sebesar 58 dan mAs sebesar 6.
Pada kisaran kV tertentu antara 60-80 kV terdapat kecenderungan semakin
tinggi kV yang digunakan akan semakin menurun mAs nya. Hal ini didasarkan pada
aturan 10 kV (10 kV’s Rule). Aturan 10 kv menyebutkan bahwa jika kV naik 10 kV,
maka mAs akan turun 50% dari semula dan jika kV turun 10 kV.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusUntuk literatur aturan 10 kv di buku apa yah ?
BalasHapus